Gelaran Piala Konfederasi 2013 selesai digelar. Sejumlah pemain pun mencuat kepermukaan. Berikut pemain-pemain yang pantas masuk ke tim terbaik selama turnamen tersebut digelar.
Brasil keluar sebagai juara usai melumat Spanyol 3-0. Pilar Selecao pun terpilih sebagai wakil terbanyak dalam tim terbaik dengan enam pemain. Diikuti oleh La Roja, yang mengirimkan tiga wakilnya.
Berikut tim terbaik Piala Konfederasi 2013, versi VIVAbola:
Kiper:
Brasil keluar sebagai juara usai melumat Spanyol 3-0. Pilar Selecao pun terpilih sebagai wakil terbanyak dalam tim terbaik dengan enam pemain. Diikuti oleh La Roja, yang mengirimkan tiga wakilnya.
Berikut tim terbaik Piala Konfederasi 2013, versi VIVAbola:
Kiper:
Gianluigi Buffon (Italia)Meski sudah menginjak usia uzur, Buffon tetap menunjukan dirinya pantas menjadi portierre utama Italia. Pada perebutan tempat ketiga kontra Uruguay, aksi Gigi Buffon dalam drama adu penalti berbuah kemenangan. Sepanjang turnamen, total Buffon kebobolan tujuh kali dari lima laga.
Belakang:
Belakang:
Thiago Silva (Brasil)
Kapten Selecao ini jelas menjadi sosok vital bagi pertahanan Brasil. Positioning sampai kemampuannya membaca gerakan lawan memberikan ketenangan bagi barisan penyerang Brasil untuk fokus menyerang.
David Luiz (Brasil)
Sempat dinilai kurang padu dengan Thiago Silva di fase grup, Luiz menunjukan kualitas sebenarnya selama babak semifinal dan final. Pada partai puncak, penyelamatan heroik pemainChelsea ini membuat gawang Brasil tetap perawan. Duetnya dengan Thiago Silva dianggap yang terbaik sepanjang turnamen.
Dani Alves (Brasil)Rajin membantu serangan adalah spesialisasi Alves meski ia berposisi sebagai bek sayap. Namun, bek Barcelona ini juga tak meninggalkan peran vitalnya sebagai pematah serangan sayap layap. Winger-winger lawan pun kesulitan membuka ruang di kanan pertahanan Brasil.
Jordi Alba (Spanyol)
Cepat, handal dalam bertahan dan menyerang, memiliki naluri mencetak gol, dan tak kenal lelah. Mungkin itu penilaian dari aksi Alba sepanjang Piala Konfederasi. Koneksinya dengan Andres Iniesta pun sangat padu dan kerap menimbulkan ancaman.
Tengah:
Kapten Selecao ini jelas menjadi sosok vital bagi pertahanan Brasil. Positioning sampai kemampuannya membaca gerakan lawan memberikan ketenangan bagi barisan penyerang Brasil untuk fokus menyerang.
David Luiz (Brasil)
Sempat dinilai kurang padu dengan Thiago Silva di fase grup, Luiz menunjukan kualitas sebenarnya selama babak semifinal dan final. Pada partai puncak, penyelamatan heroik pemainChelsea ini membuat gawang Brasil tetap perawan. Duetnya dengan Thiago Silva dianggap yang terbaik sepanjang turnamen.
Dani Alves (Brasil)Rajin membantu serangan adalah spesialisasi Alves meski ia berposisi sebagai bek sayap. Namun, bek Barcelona ini juga tak meninggalkan peran vitalnya sebagai pematah serangan sayap layap. Winger-winger lawan pun kesulitan membuka ruang di kanan pertahanan Brasil.
Jordi Alba (Spanyol)
Cepat, handal dalam bertahan dan menyerang, memiliki naluri mencetak gol, dan tak kenal lelah. Mungkin itu penilaian dari aksi Alba sepanjang Piala Konfederasi. Koneksinya dengan Andres Iniesta pun sangat padu dan kerap menimbulkan ancaman.
Tengah:
Paulinho (Brasil)
Postur kokoh dan tinggi, membuat gelandang-gelandang lawan kewalahan menghadapi Paulinho di lini tengah Selecao. Pemain Corinthians ini dengan sigap memotong alur tiki-taka Spanyol sepanjang laga final. Tak mengherankan, sejumlah klub besar langsung serius ingin meminangnya.
Andrea Pirlo (Italia)
Satu lagi pilar veteran Gli Azzurri yang "tidak ada matinya". Alur serangan Italia tak dapat dipungkiri sangat bergantung pada sosok Pirlo. Terbukti, Italia sulit berkembang ketika Pirlo terhantam cedera. Namun, pemain Juventus ini sudah mencuri perhatian lewat tendangan bebas mematikannya ke gawang Meksiko.
Andres Iniesta (Spanyol)
Performa ciamik Iniesta belum memudar, meski penampilan Timnas Spanyol lambat laun mulai menurun. Iniesta masih jadi andalan La Roja dalam melakukan penetrasi ke jantung pertahanan lawan. Sayang, Iniesta sulit berkembang karena tekanan pemain-pemain Brasil di laga final.
Depan:
Postur kokoh dan tinggi, membuat gelandang-gelandang lawan kewalahan menghadapi Paulinho di lini tengah Selecao. Pemain Corinthians ini dengan sigap memotong alur tiki-taka Spanyol sepanjang laga final. Tak mengherankan, sejumlah klub besar langsung serius ingin meminangnya.
Andrea Pirlo (Italia)
Satu lagi pilar veteran Gli Azzurri yang "tidak ada matinya". Alur serangan Italia tak dapat dipungkiri sangat bergantung pada sosok Pirlo. Terbukti, Italia sulit berkembang ketika Pirlo terhantam cedera. Namun, pemain Juventus ini sudah mencuri perhatian lewat tendangan bebas mematikannya ke gawang Meksiko.
Andres Iniesta (Spanyol)
Performa ciamik Iniesta belum memudar, meski penampilan Timnas Spanyol lambat laun mulai menurun. Iniesta masih jadi andalan La Roja dalam melakukan penetrasi ke jantung pertahanan lawan. Sayang, Iniesta sulit berkembang karena tekanan pemain-pemain Brasil di laga final.
Depan:
Neymar (Brasil)
Pemain 22 tahun ini memang pantas didapuk sebagai pemain terbaik selama Piala Konfederasi ini. Torehan empat gol dan delapan assist menjadi sumbangan Neymar di lima laga Brasil. Pemain anyar Barcelona itu pun melengkapi mahkota juaranya dengan sebiji gol di Maracana.
Fernando Torres (Spanyol)
Ketajaman Torres kembali tampak. Meski quatrick yang ia ciptakan bersarang ke tim lemah Tahiti, penyerang Chelsea itu terlihat lebih percaya diri. Golnya ke gawang Nigeria jadi pembuktian. El Nino tanpa ragu menanduk umpan datar dengan diving header. Sepatu emas pun berhasil Torres rebut dengan lima golnya.
Fred (Brasil)
Faktor X Selecao. Tanpa gembar-gembor dan pemberitaan berlebihan, eks pemain Lyon yang sekarang memperkuat Fluminense ini membukukan lima gol. Hebatnya, dua gol di antaranya berhasil Fred sarangkan ke gawang Iker Casillas di final. Kuat, oportunis dan jago mencetak gol dari segala arah. Sayang, Fred gagal jadi topscorer meski waktu bermainnya lebih banyak dari Torres.
Sumber : viva.co.id
Pemain 22 tahun ini memang pantas didapuk sebagai pemain terbaik selama Piala Konfederasi ini. Torehan empat gol dan delapan assist menjadi sumbangan Neymar di lima laga Brasil. Pemain anyar Barcelona itu pun melengkapi mahkota juaranya dengan sebiji gol di Maracana.
Fernando Torres (Spanyol)
Ketajaman Torres kembali tampak. Meski quatrick yang ia ciptakan bersarang ke tim lemah Tahiti, penyerang Chelsea itu terlihat lebih percaya diri. Golnya ke gawang Nigeria jadi pembuktian. El Nino tanpa ragu menanduk umpan datar dengan diving header. Sepatu emas pun berhasil Torres rebut dengan lima golnya.
Fred (Brasil)
Faktor X Selecao. Tanpa gembar-gembor dan pemberitaan berlebihan, eks pemain Lyon yang sekarang memperkuat Fluminense ini membukukan lima gol. Hebatnya, dua gol di antaranya berhasil Fred sarangkan ke gawang Iker Casillas di final. Kuat, oportunis dan jago mencetak gol dari segala arah. Sayang, Fred gagal jadi topscorer meski waktu bermainnya lebih banyak dari Torres.
Sumber : viva.co.id