Bangkit dari keterpurukan dan kembali bersaing di papan atas, dua hal tersebut menjadi motovasi para punggawa MU untuk bisa meraih hasil bagus saat melawat ke markas Chelsea, Stamford Bridge, Minggu malam, 19 Januari 2014.
Kalah, maka celaka MU. Mereka akan semakin terpuruk. Jangankan mempertahankan gelar, untuk ikut memburu tiket lolos ke Liga Champions musim depan saja mereka sudah pasti akan lebih dulu sesak nafas.
"Akan dianggap sebagai bencana jika kami tidak menang," ujar gelandang Darren Fletcher.
MU Jadi Underdog
Secara pribadi, Fletcher yakin MU bisa meraih hasil positif. Dia mengakui di bawah asuhan David Moyes permainan tim memang agak mengendur, tapi pemain 29 tahun tersebut percaya rekan-rekannya punya mentalitas berberbeda saat menghadapi bigmatch seperti ini.
"Kami pernah mengalami masa-masa sulit seperti ini sebelumnya. Terkadang Anda bisa menampilkan permainan terbaik saat menjalani pertandingan besar, karena Anda sangat fokus dan ingin membuktikan kalau orang lain salah," kata Fletcher.
"Kami akan berusaha meraih kemenangan. Itu bukan tugas yang mudah, tapi kami bisa mengambil kepercayaan diri dari kemenangan atas Swansea. Kami percaya diri datang ke sana dan meraih hasil yang sama. Saya pikir kami bisa melakukannya," tegasnya.
Fletcher boleh saja mengumbar kepercayaan diri. Tapi fakta yang ada seolah memberi isyarat agar MU bersiap menerima hasil terburuk.
Kemungkinan besar absennya beberapa pilar menjadi 'tanda bahaya' utama. Diketahui Wayne Rooney, Robin van Persie dan Patrice Evra masih dalam perawatan tim medis guna memulihkan cedera.
Hal lainnya adalah statistik performa Chelsea. Tim asuhan Jose Mourinho bermain luar biasa dalam enam penampilan terakhir di Premier League. Mereka lima kali menang dan sekali imbang dengan hanya kebobolan dua gol saja.
Catatan itu kontras dengan MU yang harus menerima tiga kekalahan beruntun dalam lima penampilan terakhir di tiga kompetisi domestik. Mulai dari dijungkalkan Tottenham di Old Trafford di ajang Premier League, mereka lalu kandas di Piala FA oleh Swansea City, lalu tumbang di Piala Liga oleh Sunderland. Baru pada akhir pekan kemarin Ryan Giggs cs kembali membukukan tiga poin ketika bersua The Swan.
Jangan lupakan juga motivasi Chelsea untuk tetap menjaga jarak dengan dua pesaing kuatnya, Arsenal dan Manchester City, dalam memburu tofi juara. John Terry cs sekarang menempati posisi ketiga klasemen sementara dengan raihan 46 poin, cuma terpaut 2 dan 1 angka dari tim London Utara serta 'si tetangga bersisik MU.'
MU Tak Bisa Diremehkan
Bagaimanpun "bola itu bundar". MU boleh datang dengan skuad pincang dan performa yang tidak stabil. Tapi tak ada jaminan juga kubu tuan rumah bisa mengalahkan mereka. Dan hal tersebut rupanya sangat dipahami oleh Mourinho.
"MU tetap MU. Mereka bisa juara. Tak masalah tertinggal 11 poin di klasemen sementara," kata Mourinho memperingkatkan anak-anak asuhnya.
"Saya sudah melakoni banyak bigmatch dan pengalaman mengajarkan bahwa sebuah tim selalu bisa menjadi ancaman besar," ungkapnya lagi.
Tak ketinggalan The Special One mambahas nasib Moyes di MU. Meskipun banyak dikritik, pria asal Portugal merasa tak perlu memberikan simpati kepada rekan seprofesinya itu.
Bukan karena mereka berada di kubu yang berseberangan, namun Mourinho paham bahwa Moyes memang tak membutuhkan apa-apa dari orang lain sebab dia punya kemampuan untuk mengembalikan MU ke treknya sebagai tim tangguh di Inggris.
"Tak ada alasan untuk bersimpati kepada Moyes. Kinerjanya fantastis dan stabil. Klub juga masih memberikan kepercayaan," ungkap Mourinho.
"Setidaknya Moyes masih memiliki waktu untuk membangun tim dan meraih sukses di masa depan. Sekali lagi saya bilang Moyes tak butuh simpati," katanya.